Meluaskan Impian untuk Indonesia (Part 1)
Menjadi seorang
dokter dan bekerja di bidang kesehatan adalah cita-citaku sejak kecil, dan hal
ini ternyata banyak diimpikan juga dengan anak-anak kecil di Indonesia. Sangat
disayangkan, cita-cita yang diimpikan oleh anak-anak hanya terbatas pada
beberapa profesi saja, seperti dokter, polisi, arsitek, astronot, pembalap,
atau pemain sepak bola. Hal ini berlanjut hingga SMA, bahwa ada beberapa
jurusan yang menjadi ‘trend’ di kalangan calon mahasiswa, seperti pendidikan kedokteran,
hukum, manajemen, dan teknik.
Pengalaman dan hikmah ini saya temukan setelah menjadi mahasiswa tingkat akhir di jurusan biologi. Keikhlasan yang berat memang, ketika akhirnya saya harus masuk menjadi mahasiswa biologi di sebuah kampus yang tidak menjadi impian saya dan mempelajari apa yang tidak saya inginkan, seperti botani dan ekologi. Namun, ternyata ‘rahasia Tuhan’ lebih luar biasa dari apa yang saya mimpikan.
Jurusan biologi mungkin sangat rendah sekali peminatnya. Ya, karena saya duga tidak banyak orang yang mengetahui prospek ke depan dengan mengambil jurusan ini. Ada yang bilang, itu ‘jurusan nanggung’. Why? Disini, kami dituntut untuk memahani baik mengenai hewan, tumbuhan, lingkungan, bakteri, virus, jamur, pangan, dan genetik. “Kenapa nggak ambil pertanian aja sih yang jelas-jelas kedepannya? atau peternakan mungkin”. Inilah beberapa pertanyaan yang sering terlontar kepada kami, mahasiswa Biologi yang bidang keilmuwannya luas, sangat luas.
Alasan lain yang ‘mungkin’ menjadikan kurangnya minat mengambil jurusan biologi adalah salah satu profesi dari lulusan Biologi (read: peneliti) kurang terlihat dan dihargai di Indonesia. Maksudnya, perkembangan sains baik dalam bidang kesehatan, lingkungan, atau pertanian sebenarnya tidak lepas dari riset-riset yang dilakukan oleh peneliti di Indonesia. Namun, peran mereka kurang terekspos oleh media atau kurang diberi aspresiasi yang baik oleh masyarakat dan pemerintah.
Pengalaman dan hikmah ini saya temukan setelah menjadi mahasiswa tingkat akhir di jurusan biologi. Keikhlasan yang berat memang, ketika akhirnya saya harus masuk menjadi mahasiswa biologi di sebuah kampus yang tidak menjadi impian saya dan mempelajari apa yang tidak saya inginkan, seperti botani dan ekologi. Namun, ternyata ‘rahasia Tuhan’ lebih luar biasa dari apa yang saya mimpikan.
Jurusan biologi mungkin sangat rendah sekali peminatnya. Ya, karena saya duga tidak banyak orang yang mengetahui prospek ke depan dengan mengambil jurusan ini. Ada yang bilang, itu ‘jurusan nanggung’. Why? Disini, kami dituntut untuk memahani baik mengenai hewan, tumbuhan, lingkungan, bakteri, virus, jamur, pangan, dan genetik. “Kenapa nggak ambil pertanian aja sih yang jelas-jelas kedepannya? atau peternakan mungkin”. Inilah beberapa pertanyaan yang sering terlontar kepada kami, mahasiswa Biologi yang bidang keilmuwannya luas, sangat luas.
Alasan lain yang ‘mungkin’ menjadikan kurangnya minat mengambil jurusan biologi adalah salah satu profesi dari lulusan Biologi (read: peneliti) kurang terlihat dan dihargai di Indonesia. Maksudnya, perkembangan sains baik dalam bidang kesehatan, lingkungan, atau pertanian sebenarnya tidak lepas dari riset-riset yang dilakukan oleh peneliti di Indonesia. Namun, peran mereka kurang terekspos oleh media atau kurang diberi aspresiasi yang baik oleh masyarakat dan pemerintah.
To be continued
…
Nice :)))
BalasHapusthank you pow :)
HapusYuhuuu... Sama2 kaka. Btw follow blog ku dong wkwkwkw
BalasHapusYuhuuu... Sama2 kaka. Btw follow blog ku dong wkwkwkw
BalasHapushaha oke kakak siap
Hapushaha oke kakak siap
Hapus