Bagaimana Kasus Covid19 di Thailand?
Dunia sekarang sedang menghadapi masa-masa sulit menghadapi epidemi Covid19, termasuk Thailand dan Indonesia. Sejak awal penyebaran Covid19, Thailand adalah negara yang melaporkan paling banyak kasus baru setelah China hingga beberapa hari sebelum kemudian menyebar ke benua Eropa dan Amerika. Saat itu, kondisi di dalam negara masih kondusif dan perkuliahan masih berjalan seperti biasanya, kecuali aturan lebih diperketatnya WNA masuk ke Thailand. Jumlah kasus masih bisa dikendalikan dan dilacak penyebarannya, dimana semua pasien adalah warga negara asing dan beberapa warga negara Thailand yang memiliki travel history dari China.
![]() |
sumber: https://covidtracker.5lab.co/ |
31 Januari 2020, Menteri Kesehatan mengkonfirmasi adanya kasus pertama transmisi virus dari manusia ke manusia karena terinfeksinya taxi driver yang tidak ada riwayat perjalanan ke luar negeri dan diduga terinfeksi dari penumpang yang sakit.
15 Februari 2020,untuk pertama kali tenaga kesehatan di rumah sakit swasta positif terinfeksi SARS-CoV-2 yang berasal dari pasien
1 Maret 2020, kasus kematian pertama di Thailand dilaporkan setelah pasien berusia 35 tahun meninggal karena terinfeksi SARS-CoV-2 dan demam berdarah. Mulai bulan Maret inilah bersamaan dengan kasus terbaru ditemukan di Indonesia, kasus Covid19 antara Thailand dan Indonesia mengalami kenaikan yang drastis.
![]() |
sumber: Bangkok Post |
13 Maret 2020, kasus positif pertama dilaporkan dari mahasiswa di kampus saya dan kemudian hari ini menjadi kelas terakhir saya di kampus Siriraj sebelum penutupan sekolah dan universitas.
16 Maret 2020, karena masih ada middle test salah satu matkul, saya dan beberapa teman masuk ke kelas untuk ujian dan langsung pulang, namun sebelumnya saya menyempatkan ke supermarket untuk membeli keperluan makanan untuk beberapa minggu ke depan dan mulai hari ini saya mengkarantina diri saya karena semua pembelajaran sudah dimulai distance learning.
21 Maret 2020, maskapai Thai Lion dan Air Asia menginformasikan tidak ada lagi penerbangan Thailand-Indonesia dan sebaliknya sampai waktu yang ditentukan.
22 Maret 2020, melonjaknya kasus Covid19 paling besar berhubungan dengan kasus dari boxing stadium sehingga pemerintah mengeluarkan kebijakan close-down atau penutupan tempat-tempat hiburan, sekolah, supermarket, dan lain-lain di beberapa provinsi.
25 Maret 2020, Perdana Menteri Thailand dengan resmi menyatakan "emergency decree" secara nasional dan aturan baru yang berlaku seperti larangan masuknya semua foreigners ke Thailand dan penutupan tempat hiburan, kampus, taman, shopping mall dan lainnya. Untuk warga negara Thailand sendiri diperbolehkan masuk ke Thailand dengan syarat menyerahkan surat keterangan sehat fit-to-fly. Keesokannya, kampus saya memberikan kesempatan kepada mahasiswa-nya untuk mendapat asuransi kesehatan khusus Covid19.
1 April 2020, kabar baik lagi dari kampus karena semua mahasiswa mendapat kesempatan internet gratis selama 3 bulan dengan kecepatan 4 Mpbs dan bersamaan dengan penerapan aturan terkait transportasi di dalam / ke luar baik darat, laut, maupun udara.
3 April 2020, kebijakan baru untuk curfew mulai diterapkan berlaku secara nasional terkait larangan keluar dari rumah pada jam 10 malam sampai 5 pagi kecuali petugas kesehatan dan darurat.
Bagaimana dengan turis yang tidak bisa kembali ke negara asalnya? Karena di Thailand ada aturan perpanjangan VISA dan lapor diri setiap 90 hari, dengan banyaknya orang yang datang ke imigrasi akan meningkatkan angka penyebaran virus, pemerintah Thailand mengeluarkan kebijakan untuk mengizinkan WNA tidak lapor diri atau memperpanjang VISA hingga batas waktu yang ditentukan.
Alhamdulillah, saat ini angka kasus baru Covid19 di Thailand sudah menurun dan semoga Indonesia dan negara lain di dunia juga menurun, aamiin :)
![]() |
sumber : thethaiger.com |
Komentar
Posting Komentar