Saya dan Santri
Hari ini, malam Peringatan Hari Santri sekaligus Resolusi Jihad . Bukan sekedar hari biasa, karena Saya dan Santri sudah saling mengenal satu sama lain sejak lama. Kalau dawuh Gus Mus, seorang Santri bukanlah hanya yang pernah mondok saja tetapi dia yang berakhlak seperti Santri. Lalu apakah saya sudah layak disebut sebagai seorang santri? Apakah karomah kyai-bunyai sudah saya dapatkan? Apakah ilmu saya sudah bermanfaat? Pertanyaan refleksi yang kemudian muncul di benak saya. bersama pengasuh dan pengurus santri putri PPAP. Nurul Ummah Malang Hidup dan dibesarkan di lingkungan pesantren dan mengenal Santri-Santri dari berbagai kota di Indonesia sudah saya cicipi sejak masih kecil. Singkat cerita, liburan sekolah sejak 3 SD sering saya habiskan bersama kakak di pesantren kilat, dari pesantren yang diadakan sekolah sampai pondok pesantren yang berada di berada di Pedurungan, Mranggen, dan sebagainya. Kata Ibu, itu cara orang tua saya mengenalkan saya deng...